Diposting oleh
Maya Indah
komentar (0)
1. Pengertian
Kebudayaan Batak
Batak adalah nama
sebuah suku di Indonesia. Suku ini kebanyakan bermukim di Sumatra Utara. Mayoritas
orang Batak beragama Kristen dan Islam. Tetapi dan ada pula yang menganut
kepercayaan animism (disebut Parmalim). Yang dimaksud dengan kebudayaan Batak yaitu seluruh nilai-nilai
kehidupan suku bangsa Batak diwaktu-waktu mendatang merupakan penerusan dari nilai
kehidupan lampau dan menjadi faktor penentu sebagai identitasnya. Refleksi dari
nilai-nilai kehidupan tersebut menjadi suatu ciri yang khas bagi
suku bangsa Batak yakni : Keyakinan dan Kepercayaan bahwa
ada Maha Pencipta sebagai Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta
segala sesuatu isinya, termasuk langit dan bumi. Untuk mewujudkan keseimbangan
dalam menjalankan nilai-nilai kehidupan sebagai mahluk sosial yang selalu berinteraksi
antara satu dengan yang lainnya, Tuhan Maha Pencipta sebagai titik orientasi
spiritualnya, alam lingkungan sebagai objek integritasnya
suku bangsa Batak telah dinaungi Patik. Patik berfungsi sebagai batasan tatanan kehidupan untuk mencapai nilai-nilai kebenaran.
Patik ditandai dengan kata Unang, Tongka, Sotung, Dang Jadi. Sebagai akibat
dari penyimpangan tatanan kehidupan yang dimaksud dibuatlah Uhum atau Hukum. Uhum
atau Hukum ditandai oleh kata; Aut, Duru, Sala, Baliksa,
Hinorhon, Laos, Dando, Tolon, Bura dsb.
Didalam menjalankan kehidupan
suku bangsa Batak terutama interaksi antara sesama manusia dibuatlah
nilai-nilai antara sesama, etika maupun estetika yang
dinamai Adat. Suku bangsa Batak mempunyai sistem kekerabatan yang dikenal
dan hidup hingga kini yakni Partuturon. Peringatan untuk tidak melanggar
Patik itu ditegaskan dengan kata Sotung. Dan mengharamkan segala aturan
untukdilanggar dikatakan dengan kata Subang.
2.
Makna Kebudayaan Batak
Tata nilai kehidupan
suku Batak di dalam proses pengembangannya merupakan pengolahantingkat daya dan
perkebangan daya dalam satu sistem komunikasi meliputi :
A.
Sikap Mental (Hadirion)
·
Sikap mental ini tercermin dari pepatah
: babiat di harbangan, gompul di alaman.
·
Anak sipajoloon nara tu jolo.
B.
Nilai Kehidupan (Ruhut-ruhut Ni
Parngoluon)
Pantun marpangkuling bangko ni anak na
bisuk. Donda marpangalaho bangkoni boru na uli. (pantun hangoluan tois
hamagoan).
·
Cara
Berpikir (Paningaon)
Raja
di jolo sipatudu dalan hangoluan. (di depan kita sebagai panutan).
Raja
di tonga pangahut pangatua, pangimpal, pangimbalo (ditengah kita
sebagai pemersatu).
Raja
di pudi siapul natangis sielek na mardandi. (dibelakang kita sebagai penopang
orang yang jatuh).
·
Cara
Bekerja (Parulan)
Mangula
sibahen namangan (mengerjakan apa yang mau dimakan).
Maragat
bahen siinumon (menampung apa yang mau diminum).
·
Logika
(Ruhut, Raska, Risa)
Aut
so ugari boru Napitupulu na tumubuhon au, dang martulang au tu Napitupulu (jika
masih satu keturunan/marga, maka kita akan lebih menghormatinya).
·
Etika
(Paradaton)
Tinintip
sanggar bahen huru-huruan
Nisungkun
marga asa binoto partuturon
·
Estetika (panimbangion)
Hatian
sora monggal ninggala sibola tali
3.
Suku-suku Batak
Suku Batak terdiri dari beberapa sub-suku
yang berdiam di wilayah Sumatera Utara, Kota Subulussalam, Aceh
Singkil dan Aceh Tenggara. Sub-suku Batak adalah: Suku Alas, Suku Kluet, Suku
Karo, Suku Toba, Suku Pakpak, Suku Dairi, Suku Simalungun, Suku Angkola, Suku
Mandailing.
4. WILAYAH BERMUKIM
Dalam tata pemerintahan
Republik Indonesia yang mengikuti tata pemerintahan Kolonial Belanda, setiap
sub-suku berdiam dalam satu kedemangan yang kemudiandirubah menjadi Kabupaten
setelah Indonesia merdeka.
Sub-suku Batak Toba
berdiam di KabupatenTapanuli Utara yang wilayahnya meliputi Ajibata(berbatasan
dengan Parapat), Pulau Samosir, Pakkat, serta Sarulla. Empat tahun terakhir ini,
Kabupaten Tapanuli Utara sendiri telah dimekarkan menjadi beberapa Kabupaten
yakni Kabupaten Tapanuli Utara (ibukota Tarutung), Kabupaten Toba Samosir (ibukota Balige),
Kabupaten Samosir (ibukota Pangururan), Kabupaten Humbang (ibukotaSiborong-borong),
Kabupaten Humbang Hasundutan (ibukota Dolok Sanggul).
Sub suku Batak Karo
mayoritas berdiam di Kabupaten Karo dengan ibukota Kabanjahe,namun sebagian
juga tersebar di Kabupaten Langkat dan Deli Serdang. Mereka yang bermukim
diwilayah Kabupaten Karo kerap disebut sebagai Karo Gunung, sementara yang di
Kab. Langkatdan Deli Serdang kerap disebut dengan Karo Langkat.
Sub suku Batak Alas
bermukim di wilayah Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Populasi mereka meningkat
paska Perang Aceh dimana pada masa perlawanan terhadap kekuasaan kolonial Belanda, suku Batak Toba selalu
mengirimkan bala bantuan. Setelah perang usai, mereka
banyak yang bermukim di wilayah Aceh Tenggara.
Sub suku Batak Pakpak terdiri
atas 5 sub Pakpak yaitu Pakpak Kelasen, Pakpak Simsim, Pakpak Boang, Pakpak
Pegagan, bermukim di wilayah Kabupaten Dairi yang kemudiandimekarkan pada tahun
2004 menjadi dua kabupaten yakni: Kabupaten Dairi (ibukotaSidikalang)dan
Kabupaten Pakpak Bharat (ibukota Salak). Suku Batak Pakpak
juga berdomisilidi wilayah Parlilitan yang masuk wilayah Kabupaten Humbang
Hasundutan dan wilayahManduamas yang merupakan bagian dari Kabupaten Tapanuli
Tengah.Suku Pakpak yang tinggaldiwalayah tersebut menamakan diri sebagai
Pakpak Kelasan. Dalam jumlah yang sedikit, sukuPakpak juga bermukim
di wilayah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam.
Sub suku Batak
Simalungun mayoritas bermukim di wilayah Kabupaten
Simalungun(ibukota Pematang Siantar) namun dalam jumlah yang lebih kecil juga
bermukim di kabupatenSerdang Bedagai dan Kabupaten Asahan.
Sub suku Batak
Mandailing dan Angkola bermukim di wilayah Kabupaten
TapanuliSelatan (ibukota Padang Sidempuan) dan Kabupaten Mandailing Natal
(sering disingkat denganMadina dengan ibukota Penyabungan). Kabupaten ini
berdiri sejak tahun 1999 setelah dimekarkandari Kabupaten Tapsel.
Sementara itu, Kabupaten Tapanuli Tengah (ibukota Sibolga)
sejak dulutidak didominasi oleh salah satu sub suku batak. Populasi Batak
Toba cukup banyak ditemui didaerah ini, demikian
juga dengan Batak Angkola dan Mandailing. Dalam jumlah
yang kecil,Batak Pakpak juga bermukim di daerah ini khususnya
Kota Barus. Hal ini dimungkinkan karena Tapanuli Tengah terletak
di tepi Samudera Hindia yang menjadikannya sebagai pintu
masuk dankeluar untuk melakukan hubungan dagang dengan dunia
internasional. Salah satu kota terkenalyang menjadi bandar internasional yang
mencapai kegemilangannya sekitar abad 5 SM-7 SMadalah Kota Barus.
5. Alat-alat
Rumah Tangga Yang Dipakai oleh Nenek Moyang Suku Batak
a)
Panutuan dan Tutu adalah alat untuk
menggiling bumbu dapur. Panutuan danTutu terbuat dari batu atau kayu. Panutuan
adalah wadah tempat bumbu akandigiling, sedangkan Tutu adalah batu atau kayu
penggiling bumbu itu. Tutu inidinamai juga Papene.
b)
Papene adalah Sapa kecil tanpa kaki. Besarnya
sekitar ± 30-40 cm.Biasanya Papene ini digunakan pada kesempatan sehari-hari.
c)
Hansung atau Hiong adalah bejana untuk
mengambil air dari sumber air(sumur, pancuran atau sungai) dan sekaligus tempat
penyimpanannya.Hansung atau Hiong adalah tabung besar yang terbuat dari bambu
besardengan ruas buku yang panjang. Kadang-kadang kulit
luarnya dibuang, tetapikadang-kadang tidak. Kulit
yang tidak dibuang sering dihiasi dengan tulisanatau
ukiran mitis. Selain untuk menampung dan menyimpan
air, Hansungatau Hiong digunakan juga untuk menampung air aren yang
dikenal dengan tuak. Di tanah Karo bejana ini disebut Kitang.
d)
Ompon ialah sejenis
karung berbentuk silinder. Ompon terbuat dari kulit kayuatau
dari diayam dari Baion atau pandan. Besarnya dan volumenya tidaktentu. Ada
ompon yang bisa menampung padi sebanyak 20-30 porsanan
atau panuhukan. Porsanan atau Panuhukan adalah ukuran umum
sebanyak orang bisa memikul. “porsan” atau “tuhuk” berarti pikul.
e)
Hudon Tano atau Susuban Tano adalah bejana yang terbuat dari tanah liat.Pada
zaman dahulu bejana ini dipakai serba guna, misalnya: tempat penyimpanan
air, tempat memasak makanan dan air minum.
f)
Hobon atau Tambarang mengacu pada barang
yang
sama,yakni sejenis tong yang terbuat dari kulit kayu yang amat besar. Hobon atau Tambarang ini dipakai untuk tempatmenyimpan
padi. Bila Hobon atau Tambarang ini berdiri akan tampak sepertidrum
yang besar.
g)
Sapa Bolon, atau biasa
disebut sapa saja, ialah piring yang terbuat dari kayu. Biasanya
sapaitu berdiameter ± 30-40 cm; tinggi ± 20-30 cm. Biasanya
piring ini digunakan ketika satukeluarga makan hasil panen
pertama atau makan Dengke na hinongkoman (ikan pelindung) untuk
menolak penyakit menular. Nama ikan itu adalahPorapora. Jumlah ikan itu mesti
sebanyak jumlah anggota keluarga yangmakan, yang ditaruh pada sapa.
h)
Poting atau gunci terbuat dari tanah liat dan tutupnya terbuar darikayu.
Barang ini dipakai sebagai tempat tuak.
6. Adat
Istiadat Batak
Upacara
Pada
masyarakat suku Batak, siklus kehidupan seseorangdari lahir kemudian dewasa, berketurunan
sampai meninggal,melalui beberapa masa dan peristiwa yang dianggap
penting.Karenanya pada saat-saat atau peristiwa penting tersebut
perludilakukan upacara-upacara yang bersifat adat, kepercayaan danagama.
Upacara-upacara tersebut antara lain upacara turunmandi, pemberian nama, potong
rambut dan sebagainya padamasa anak-anak, upacara mengasah gigi, upacara
perkawinan, upacara kematian dan lain-lain. Di kalangan masyarakat Batak
dikenal upacara memberi makan enak kepada orang tua yang sudah lanjut usia
tetapi masih sehat, tujuannya untuk memberisemangat
hidup agar panjang umur dan tetap sehat. Juga kepada
orang tua yang sakit dengan maksud agar dapat sembuh
kembali. Upacara ini disebut "sulang-sulang". Meskipun kini sebagian
besar penduduk sudah memeluk agama Islam atau Kristen, tapi kepercayaan lama
yang bersifat animistis masih terlihat dalam upacara-upacara yang dilakukan. Misalnya
upacara memanggil roh leluhur ke rumah keluarga yang masih hidup dengan perantaraan
Sibaso atau dukun wanita. Sibaso nanti akan kemasukan roh, sehingga setiapucapannya dianggap
kata-kata leluhur yang meninggal. Di daerah
Batak Toba upacara inidisebut "Sigale-gale".
Label:
Tugas ISD#
Diposting oleh
Maya Indah
komentar (0)
1. Definisi & Tujuan ISD dan IPS
Definisi ISD
Ilmu social
dasar ( ISD ) adalah ilmu pengetahuan yang menelaah masalah – masalah social
yang timbul dan berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga Indonesia
dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal
dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu social.
pengetahuan yg menelaah masalah2 sosial, khususnya masalah – masalah yg
diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori – teori yg
berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu – ilmu
sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik,
Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah).
Definisi IPS
Ilmu
pengetahuan sosial (IPS) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari
aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.
Tujuan ISD :
ü Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan
sosial dan maslah-masalah sosial yang ada di dalam masyarakat.
ü Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap
untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
ü Menyadari setiap masalh sosial yang timbul dala
masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya mendekatinya mempelajarinya
secara kritis dan interdisipliner.
ü Memahami jalan pikiran para ahli dalam bidang ilmu
pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka
penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
Tujuan IPS :
ü Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial
yang berguna dalam kehidupan masyarakat.
ü Membekali peserta didik dengan kemampuan
mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah
sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
ü Membekali peserta didik dengan kemampuan
berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang
keilmuan serta berbagai keahlian.
ü Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap
mental yang positif, dan hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak
terpisahkan.
ü Membekali peserta didik dengan kemampuan
mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan, perkembanganilmu dan teknologi.
2.
Perbedaan dan Persamaan ISD dan IPS
Hubungan ISD dengan IPS
Ilmu Sosial
Dasar (ISD) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kedua-duanya mempunyai persamaan
dan perbedaan.
Adapun persamaan
antara keduanya adalah :
·
Kedua-duanya
merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran.
·
Keduanya bukan
disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
·
Keduanya
mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.
Adapun
perbedaan antara keduanya adalah :
·
Ilmu Sosial
Dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan
di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.
·
Ilmu Sosial
Dasar merupakan satu matakuliah tunggal, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah lanjutan).
·
Ilmu Sosial
Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedang Ilmu
Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan ketrampilan
intelektual.
3.
Ruang lingkup ISD
Ø Kenyataan social yang ada dalam masyarakat yang
secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu., karena adanya perbedaan
latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangnya.
Ø Konsep / pengertian tentang kenyataan social
dibatasi pada konsep dasar yang diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah
social yang dipahami dalam IPS.
Ø Masalah-masalah social yang timbul dalam masyarakat
biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara 1
dengan yang lainnya saling berkaitan
Sumber Referensi :
http://alvianrachman.blogspot.com/2012/10/isd-sebagai-salah-satu-mkdu_7.html
Label:
Tugas IBD#
Diposting oleh
Maya Indah
komentar (0)
1.
Unsur
- unsur yang Membangun Manusia
Dari sekian banyak unsur yang membangun
manusia di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi. Yaitu unsur jasmani dan unsur
rohani. Ada dua pandangan tentang unsur-unsur yang membangun manusia :
1. Manusia
itu terdiri atas Empat Unsur yang saling berkaitan :
a) Jasad, yaitu badan kasar manusia yang nampak, dapat dilihat,
dapat di foto, dan menempati ruang dan waktu.
b) Hayat, yaitu mengandung unsur hidup yang ditandai dengan
gerak.
c) Ruh, yaitu bimbingan dan Pimpinan Tuhan, daya yang
bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
d) Nafas, dalam pengertian diri atau keakuan yaitu kesadaran
akan diri sendiri.
2. Manusia
Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :
a) Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling
primitif dan paling tidak tampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis
yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex.
b) Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang
pertama kali dibedakan dari Id, berperan menghubungkan energi Id ke dalam
saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi
antara usia satu dan dua tahun.
c) Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir,
muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan id dan ego, superego
yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari
lingkungan eksternal.
Sumber Referensi :
http://yodibegundal.blogspot.com/2011/04/unsur-unsur-yang-membangun-manusia.html
2.
Hakikat Manusia
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia hakikat adalah intisari atau dasar. Selain itu, hakikat
juga memiliki arti sebagai kenyataan yang sebenarnya atau sesungguhnya. Jadi
dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan hakikat manusia adalah dasar atau
kenyataan dari manusia itu sendiri yaitu :
A. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri
dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit
tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa
terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya
abstrak tetapi abadi.jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali
ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh
yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
B. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia
dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat
didalam jiwa manusia.Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia
mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran,
keindahan, kebaikan atau sebaliknya.
Perasaan
rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1. Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu,
sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui
sesuatu.
2. Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan.
Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah,
sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
3. Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu baik, sebaliknya perasaan benci
apabila sesuatu itu jahat.
4. Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri
karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada
dirinya, ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada
kekurangan pada dirinya ia merasa rendah diri (minder)
5. Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau
korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila
orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia
ikut sedih.
6. Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau
kepercayaan. Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan,
yaitu mematuhi segala perintah – Nya dan menjauhi larangan – Nya.
C. Mahluk biokultural, yaitu mahluk
hayati yang budayawi.
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor
hayati dan budayawi.
D. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat
dengan lingkungan tekologi mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan
bekerja dan berkarya.
Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran
“eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah
mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki
sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
3.
Kebiasaan Bangsa Timur
Manusia
dalah makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri dan selalu membutuhkan
manusia lain untuk dapat bertahan hidup. Hal tersebut benar-benar dianut oleh
masyarakat pada bangsa timur terutama Indonesia. Rasa kebersamaan yang kuat
bisa dibilang sebagai kepribadian bangsa. Segala sesuatu yang terdapat di dalam
masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Di
Indonesia banyak sekali kebudayaan dan kepribadian yang ada, karena seperti
yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali suku sehingga dengan
sudah sangat pasti kebudayaannya pun berbeda.
Sistem
ideologi yang ada biasanya meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan
hukum yang berfungsi sebagai pengarahan dan pengikat perilaku manusia atau
masyarakat agar sesuai dengan kepribadian bangsa yang sopan, santun, ramah, dan
tidak melakukan hal-hal yang dapat mencoreng kepribadian bangsa. Sistem sosial
meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat. Sistem teknologi
meliputi segala perhatian serta penggunaanya, sesuai dengan nilai budaya yang
berlaku. Pada saat unsur-unsur masing-masing kebudayaan saling menyusup. Proses
migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi
tersebut.
Pada dasarnya masyarakat daerah timur dengan contoh Indonesia, sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada di Indonesia. Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dan lain-lain.
Pada dasarnya masyarakat daerah timur dengan contoh Indonesia, sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada di Indonesia. Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dan lain-lain.
Namun ada pula unsur-unsur
kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
1.
Unsur-unsur yang
menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2.
Unsur-unsur yang
dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah
adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
3.
Pada umumnya generasi
muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur
kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua,
dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4.
Suatu masyarakat yang
terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar
sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
terjadi.
Berbagai
faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
diantaranya :
1.
Terbatasnya masyarakat
memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang
berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.
Jika pandangan hidup
dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai
agama.
3.
Corak struktur sosial
suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya
sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4.
Suatu unsur kebudayaan
diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan
bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.
Apabila unsur yang
baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
Sumber Refrensi :
http://mayangarmyta.wordpress.com/2010/10/31/kepribadian-bangsa-timur/
4.
Definisi Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu
yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Banyak pakar dalam bidang sosial mendefinisikan kebudayaan secara
istilah, diantaranya dua antropolog Melville J. Herkovits dan Bronislaw
Malinowski yang mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain (superorganic).
Karena pengertian kebudayaan meliputi berbagai bidang, maka sulit ditentukan arti
dari kebudayaan. Contohnya dalam keseharian, istilah kebudayaan diartikan
dengan kesenian, entah seni suara, tari, wayang, dsb.
Beberapa
definisi Kebudayaan yang di kemukakan oleh beberapa ahli :
ü Ki
Hajar Dewantara, Kebudayaan
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
ü Edward
B. Taylor, Kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
ü William
H. Haviland, Kebudayaan
adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota
masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan
perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat.
ü Bounded
et.al, Kebudayaan adalah sesuatu
yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui
simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang
digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu
masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di
dalam media, pemerintahan, institusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
ü Kamus
Umum Bahasa Indonesia (Badudu-Zain), Kebudayaan adalah, 1 segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai
hasil pemikiran dan akal budinya; 2 peradaban sebagai hasil akal budi manusia;
3 ilmu pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang dimanfaatkan untuk
kehidupannya dan memberikan manfaat kepadanya.
Kebudayaan juga merupakan sistem nilai dan gagasan utama yang vital
karena memberikan pola untuk bertingkah laku kepada masyarakatnya atau memberi
seperangkat model untuk bertingkah laku. Pada hakekatnya sistem nilai dan
gagasan utama ini diperinci oleh sistem ideologi, sistem sosial, dan sistem
teknologi. Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan
hukum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa
interpretasi operasional dari sistem nilai dan gagasan utama. Sistem sosial
meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat, baik dengan kerabat,
masyarakat luas, bahkan pemimpin. Sistem teknologi meliputi segala perhatian
serta penggunaannya.
Sumber Referensi :
http://laelatulafifah.blogspot.com/2011/11/manusia-dan-kebudayaan.html
5.
Wujud Kebudayaan
Wujud kebudayaan dapat
dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
1.
Wujud Gagasan
Budaya dalam wujud gagasan/ide
ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam alam pikiran tiap warga pendukung
budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto. Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung
budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta tingkah laku
warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan
berbagai hasil karya manusia berdasarkan sistem nilai, cara berfikir dan pola
tingkah laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem gagasan ini biasa juga disebut
sistem nilai budaya.
2.
Wujud Perilaku (Aktivitas)
Budaya dalam wujud perilaku
berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini bersifat konkrit dapat
dilihat dan didokumentasikan (difoto dan difilm). Contoh: Petani sedang bekerja
di sawah, orang sedang menari dengan lemah gemulai, orang sedang berbicara dan
lain-lain. Masing-masing aktivitas tersebut berada dalam satu sistem tindakan
dan tingkah laku.
3. Wujud Benda Hasil
Budaya
Semua benda hasil karya manusia
tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan dalam wujud
konkrit ini disebut kebudayaan fisik. Contoh: bangunan-bangunan megah seperti
piramida, tembok cina, menhir, alat rumah tangga seperti kapak perunggu,
gerabah dan lain-lain.
Dalam kenyataan sehari-hari
ketiga wujud tersebut yaitu gagasan, perilaku dan benda hasil budaya tidak
terpisahkan dan saling mempengaruhi.
Sumber Referensi :
http://aghamisme.blogspot.com/2012/10/pengertian-kebudayaan-dan-wujud.html
6.
Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan sebagai karya mnusia yang memiliki sistem nilai.
Menurut C.Kluckhon dalam karyanya Variation in Value Orientation(1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, universal memiliki 5masalah pokok kehidupan manusia yaitu:
Menurut C.Kluckhon dalam karyanya Variation in Value Orientation(1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, universal memiliki 5masalah pokok kehidupan manusia yaitu:
1.
Hakekat Hidup manusia
Hakekat
hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstem : ada yang berusaha
memadamkan hidup, adapula dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup
sebagai suatu hal yang baik.
2.
Hakekat karya Manusia
Setiap
budaya hakekatnya berbeda-beda, diantaeanya da yang beranggapan bahwa kerya
bertujuan untuk hidup, karya memeberikan kehormatan dan tahta, karya merupakan
gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3.
Hakekat Waktu manusia
Hakekat
waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berpandangan mementingkan
orientasi masa lampau, ada yang berorientasi pada masa kini, ada pula yang masa
depan.
4.
Hakekat alam manusia
Ada
kebudayaan yang menganggap manusia harus mengxploitasi alam dan memanfaatkan
alam sebaik mungkin. Ada juga yang menganggap manusia harus selaras dengan alam
dan menyerah pada alam.
5.
Hakekat hubungan
Manusia
Dalam hal
ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, adapula yang
berpandangan individualis.
sumber Referensi :
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_wrapper&Itemid=36
6.
Perubahan Kebudayaan
1)
Cara Berkomunikasi
Berkembangnya
teknologi informasi dan komunikasi merubah cara kita dalam berkomunikasi. Dulu
komunikasi dilakukan dengan surat-menyurat, tetapi saat ini dilakuan dengan sms
atau e-mail. Dulu juga ada yang namanya telegram dan telegraf, akan tetapi saat
ini perannya digantikan dengan telepon, handphone, dan jejaring sosial. Ini
membuktikan bahwa perkembangan teknologi dapat menyebabkan perubahan budaya
dimasyarakat.
2)
Cara Berpakaian
Cara masyarakat
kita berpakaian tidak lepas dari globalisasi dan modernisasi di Indonesia.
Dulu, orang-orang kita bangga mengenakan pakaian adat dari daerah
masing-masing. Tetapi, saat ini rasanya hal itu sangat sulit dijumpai kecuali
kalau ada acara-acara adat. Cara berpakaian dipengaruhi dari
informasi-informasi yang didapatkan dari berbagai media seperti TV dan
Internet. Saat ini, cara berpakaian sebagian masyarakat banyak dipengaruhi oleh
budaya barat.
3)
Gaya Hidup
Salah satu
perubahan sosial budaya yang terjadi didalam masyarakat Indonesia adalah gaya
hidup a.k.a lifestyle. Sebagian masyarakat menerapkan gaya hidup yang baik
didalam kehidupannya seperti menjadi vegetarian, workaholic, dll. Tetapi ada
juga sebagian masyarakat yang terjerumus kedalam lifestyle yang tidak baik yang
tentu tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia seperti narkoba dan
pergaulan bebas.
4)
Westernisasi (Kebarat-baratan)
Tidak sedikit
budaya barat yang masuk ke Indonesia, contohnya adalah perayaan hati valentine
dan halloween. Meskipun kedua budaya tersebut bukan budaya asli indonesia, akan
tetapi tidak sedikit masyarakat Indonesia yang melestarikan budaya tersebut.
Banyak masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa budaya asing jauh lebih
menarik ketimbang budaya kita sendiri, hal ini yang menyebabkan interest kepada
budaya lokal semakin menurun.
5)
Emansipasi Wanita
Salah satu
bentuk perubahan sosial budaya yang terjadi dimasyarakat Indonesia adalah
emansipasi wanita, artinya wanita memiliki derajat yang sama dengan pria. Dulu
kita jarang sekali melihat wanita yang menjadi pimpinan, bahkan ada kalimat
orang tua yang menyatakan bahwa kehidupan wanita adalah disekitar dapur, sumur,
dan kasur. Saat ini tentu berbeda, banyak wanita yang menjabat peran penting
dinegeri ini seperti anggota parlemen, pimpinan perusahaan, dll.
6)
Masyarakat Semakin Kritis
Perkembangan
informasi dan komunikasi membuat akses terhadap informasi semakin mudah.
Informasi tersebut bisa didapatkan dari berbagai media komunikasi, seperti
koran, televisi, internet, dll. Hal tersebut membuat masyarakat kita semakin
cerdas dan kritis, contohnya adalah masyarakat selalu mengomentari
kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk negeri ini, terlebih jika
kebijakan tersebut tidak populis dimata rakyat.
7)
Hilangnya Permainan Tradisional
Saat ini, kita
akan sulit untuk menemukan permainan tradisional seperti gasing atau congklak.
Kalaupun ada, pasti dimainkannya didaerah-daerah terpencil seperti pedesaan.
Padahal permainan itu sangat populer pada masanya, dan merupakan permainan asli
Indonesia. Sekarang perannya sudah diganti dengan permainan modern seperti
Playstation, Xbox, Wii, dan lain-lain. Nampaknya permainan modern jauh lebih
menarik ketimbang permainan tradisional.
8)
Pudarnya Minat Kepada Alat-alat Musik
Tradisional
Minat masyarakat
terhadap alat-alat musik tradisional seperti angklung, gamelan dan lainnya
semakin berkurang. kalaupun ada itu hanya sebagian kecil masyarakat yang peduli
dan tergerak hatinya untuk melestarikan alat-alat musik tradisional. Sekarang
banyak masyarakat yang cenderung menyukai alat-alat. musik modern seperti
gitar, piano, drum dan lainnya. Jika hal ini tidak segera diantisipasi, bukan
tidak mungkin alat-alat musik tradisional kita akan hilang.
Sumber Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial_budaya
7.
Kaitan Manusia dan
Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan adalah sesuatu yang saling
berkaitan satu dengan lainnya yang tidak dapat terpisahkan dalam interaksi
manusia dengan lingkungannya. Manusia dan kebudayaan saling berinteraksi secara
timbal balik yang memberikan banyak pengaruh baik maupun buruk terhadap
kehidupan manusia dengan lingkungannya, Secara sederhana hubungan antara manusia dan
kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan
obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam
ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, yang artinya
bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kebudayaan
juga disebut sebagai superorganic yaitu sebagai sesuatu yang secara turun-temurun
diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya. Kebudayaan di masyarakat
dibuat oleh nenek moyang kita dan kita sebagai manusia dipaksa harus
beradaptasi mengatai masalah-masalah yang terjadi di kehidupan sosial
masyarakat sehingga dibentuklah sebuah kebudayaan yang dapat memecahkan masalah
sosial tersebut sehingga semua masyarakat dapat mematuhi , mengikuti , dan
menghormati kebudayaan tersebut agar hubungan manusia dengan lingkungannya dan
kebudayaannya memiliki sistem yang jelas, nyata, dan teratur. Faktor penting
dari hubungan manusia dan kebudayaan adalah manusia. Tanpa manusia suatu
kebudayaan tidak dapat terbentuk dengan sendirinya. Oleh karena itu peran
manusia dalam pembentukkan kebudayaan sangat penting.
Manusia sebagai perilaku
kebudayaan yakni dapat dipandang setara yang dinyatakan sebagai dialektis,
proses dialektis tercipta melalui tiga tahap :
·
Eksternalisasi, proses manusia mengekspresikan dirinya dalam membangun dunianya
·
Obyektivitas, proses msyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu kenyataan yang
terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia
·
Internalisasi, proses masyarakat disergap kembali oleh manusia, ya’ni manusia
ang mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat hidup dengan baik
Sumber
Referensi :
http://ayupratami.blogspot.com/2012/12/hubungan-manusia-dan-kebudayaan.html
http://adityo93.blogspot.com/2012/06/kaitan-manusia-dan-kebudayaan.html
Label:
Tugas IBD#