Diposting oleh
Maya Indah
komentar (0)
I. Pengertian Cinta Kasih
a. Definisi
Cinta Kasih
Cinta kasih bersumber pada ungkapan perasaan yang didukung
oleh unsur karsa, yang dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal
yang menimbulkan tanggung jawab. Dalam cinta kasih tersimpul pula rasa kasih
sayang dan kemesraan. Belas kasihan dan pengabdian. Cinta kasih yang disertai
dengan tanggung jawab menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian
antara sesama manusia, antara manusia
dengan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhan. Apabila
dirumuskan secara sederhana, cinta ksih adalah perasaan kasih sayang,
kemesraan, belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku
yang bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya akibat yang baik, positif,
berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan, dan
kebahagiaan.
b. 3 unsur
dalam cinta
pengertian cinta menurut Dr sarlito w sarwono bahwa cinta
memiliki 3 unsur yaitu
1.keterikatan
adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala
prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, ada
uang sedikit beli hadiah untuk dia
2.keintiman
adanya kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa
antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi panggilan formal seperti
bapak, ibu saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan saying
dan sebagainya.makan sepiring berdua
3.kemesraan
adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen rindu
kalo jauh atau lama tak bertemu, adanya ungkapan ungkapan rasa sayang dan
seterusnya. tidak semua unsur cinta itu sama kuatnya. Kadang kadang ada yang
keterikatannya sangat kuat tetapi keintiman atau kemesraannya kurang, cinta
seperti ini mengandung kesetiaan yg kuat dan kecemburuan yang besar, sehingga dirasakan
oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar karena tidak ada kehangatan yang
ditimbulkan oleh kemesraan dan keintiman
c. Tingkatan
cinta
Ada tiga tingkat cinta.
Pertama , cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu. Yaitu
ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari
kekasihnya itu. Dan sesuatu
yang diinginkannya itu biasanya berujud materi. Seorang
wanita biasanya mudah tergoda dengan materi. Isteri yang mencintai suaminya
karena ingin hartanya, berarti
dia masuk dalam golongan ini. Isteri yang memijit punggung
suaminya hanya ingin jatah nafkahnya ditambah. Semuanya masuk dalam golongan
cinta tingkat ini. Cinta seperti ini adalah tingkatan cinta yang paling rendah.
Jika keinginannya tidak terpenuhi maka kadar cinta pecinta golongan ini sontak
turun tajam. Bahkan kemudian hatinya terisi oleh bibit-bibit kejengkelan,
kebencian dan kemarahan. Sehingga bila akumulasi harapan-harapannya yang tak
terpenuhi itu sudah sedemikian besar, seringkali berujung pada perselisihan, bahkan
perpisahan.
Kedua, cinta atas dasar mengharap ridho kekasih. Cinta
seperti ini lebih tinggi tingkatannya dari yang pertama. Yaitu mencintai
kekasih karena semata mengharap
ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan
melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan
kebahagiaan. Agar kekasih memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari
marabahaya, dll. Terkadang ada dia berani mengambil resiko besar dalam
melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang
konyol dan memalukan. Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk
akal. Bahkan tak jarang ada yang rela melakukan sesuatu yang membahayakan
nyawanya sendiri. Dalam melakukan semuanya itu, dia tidak mengharapkan imbalan
dari kekasih atas apa yang dilakukannya itu. Yang ada dihatinya hanyalah niat
tulus agar kekasihnya senang dan bahagia, itu saja. Dan inilah yang disebut
cinta tulus. Dan ketika kekasih tersenyum senang, diapun turut merasakan
kesenangan itu. Manakala kekasih bahagaia, hatinyapun turut merasa
bahagia.
Ketiga, cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus
ridho kekasih. Inilah cinta sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis
kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu
dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang
Pencipta Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan
agama. Jika demikian adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan
kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan
bersifat semu. Jadi apa yang dilakukan haruslah sesuai dengan jalur pencarian
ridhoNya terlebih dulu, baru ridho kekasihnya.
II. Cinta Menurut
Ajaran Agama
a. Berbagai
Bentuk Cinta
Menurut Ibnu Qayyim dalam bukunya yang berjudul "Taman
Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu", Jenis Cinta itu ada 6
tingkatan yaitu:
1. Tatayyum
Peringkat pertama adalah Tatayyum, tingkatan cinta yang
paling tinggi dan merupakan hak Allah SWT, "Dan diantara manusia ada orang-orang
yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya
sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu
mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu
kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan- Nya (niscaya
mereka menyesal)." (QS.Al-Baqarah:65)
2. 'Isyk
Peringkat kedua adalah 'Isyk yang hanya merupakan hak
Rasulullah SAW. Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu
membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya, dll. Namaun, bukan untuk
menghambakan diri kepadanya. Kita mencintai Rasulullah dengan segenap
konsekuensinya. Cinta kita kepada Rasulullah mendorong kita untuk membela agama
ini dengan kekuatan yang kita miliki. Demikian juga membela sunnahnya bila
sunnahnya diinjak-injak oleh orang lain.
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Ali 'Imron:31)
3. Syauq
Peringkat ketiga adalah Syauq yaitu cinta antara mukmin
dengan mukmin lainnya. Antara suami isteri, antara orang tua dan anak, yang
membuahkan rasa mawaddah wa rahmah.
4. Shababah
Peringkat ke empat adalah Shababah yaitu cinta sesame muslim
yang melahirka ukhuwah Islamiyah. Cinta ini menuntut sebuah kesabaran untuk
menerima perbedaan dan melihatnya sebagai sebuah hikmah yang berharga. Cinta
ini harus dimunculkan sebagai sebentuk upaya untuk menciptakan kenyamanan
hubungan dalam tubuh umat Islam.
5. 'Ithf
Peringkat kelima 'Ithf (simpati) yang ditujukan kepada
sesama manusia. Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan
manusia, termasuk pula di dalamnya adalah berdakwah. Rasa ini seringkali muncul
bila sisi kemanusian kita tersentuh.
6. Intifa'
Peringkat ke-6 adalah cinta yang paling rendah dan
sederhana, yaitu cinta atau keinginan selain kepada manusia:harta benda. Namun,
seringkali keinginan ini sebatas intifa' (pendayagunaan/pemanfaatan). Cinta
jenis ini pula yang sering menggelincirkan manusia.
b. Pengertian
Kasih Sayang
AJARAN Islam tentang kasih sayang telah lama di
kumandangkannya dengan sempurna dan indah. Namun, kebanyakan dari manusia tidak
menyadari apa arti sesungguhnya dari kasih sayang itu sendiri, sehingga dapat
terhenti dan menyimpang dari aturan-aturan yang telah di firmankan oleh Allah
SWT dan sabda-sabda Rasul-Nya. Sebagaimana syair yang mengatakan, “mawaddatuhu
taduumu likulli haulin, wa hal kullun mawaddatuhu taduumu”, kasih sayangnya
(manusia) selalu kekal untuk segala hal yang menakutkan, dan apakah setiap
orang itu kasih sayangnya selalu kekal. (Jawaahirul Balaaghah:407). Hal ini
karena tidak diniatkan semata karena Allah yang tidak dijadikan sebagai lading
amal bahkan hanya untuk memperoleh keuntungan dan kesenangan duniawi saja.Makna
kasih saying tidaklah berujung, sedangkan rasa kasih saying adalah sebuah
fitrah yang mesti direalisasikan terhadap sesama sepanjang kehidupan di dunia
ini ada, tentunya dalam koridor-koridor Islam. Ini berarti bahwa Islam tidak
mengenal waktu, jarak, dan tempat akan sebuah kasih sayang baik terhadap teman,
sahabat, kerabat, dan keluarganya sendiri.
c. Macam – macam
Cinta Kasih dari Orang Tua
1. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
2. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
3. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
4. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.
III. Kemesraan Pemujaan Belas Kasih
a. Pengertian
Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau
karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat
atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi
nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang
dilandasi rasa cinta dan kasih.
b. Pengertian
Pemujaan
Salah satu mannifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang
diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada
Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya.
c. Pengertian
Belas Kasih
Belas kasih (composian) adalah kebajikan satu di mana
kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap
sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan social yang
lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsip-prinsip dalam filsafat,
masyarakat, dan kepribadian .
d. Cara – cara
menumpahkan belas kasih
Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan
bergantung kepada situasi dan kondisi,
seperti :
1. Ada yang memberikan uang.
2. Ada yang memberikan barang.
Label:
Tugas IBD#
Diposting oleh
Maya Indah
komentar (0)
I. PENGERTIAN
PENDERITAAN
a. Hubungan
Penderitaan dengan Perjuangan
Hubungan antara Penderitaan dan Perjuangan Cara pembebasan
dari penderitaan ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam
lingkungan, masyarakat sekitar,dengan waspada, dan disertai do’a kepada Tuhan
supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Setiap manusia pasti mengalami
penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan
manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kapada manusia itu sendiri
untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan sama sekali.
Manusia adalah mahluk berbudaya dengan budayanya itu ia
berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat
manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang
melihat atau mengamati penderitaan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat
manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu
manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian
penderitaan. Manusia harus optimis ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup.
Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan,
masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya
terhindar dari bahaya dan malapetaka.Manusia hanya merencanakan dan Tuahan yang
menentukan.
Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang
menimbulkan penderitaaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh
yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi
akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat
menderita.
b. Sebab – sebab
Timbulnya Penderitaan
Penyebab penderitaan banyak disebabkan oleh berbagai hal di
bawah ini :
Hubungan tidak baik antara manusia dengan manusia yang
mengakibatkan penderitaan didasari rasa dengki, iri, sakit hati, kejam serta
alasan lain yang mendasari perbuatan buruk manusia lain terhadap sesama yang
dapat memicu penderitaan entah itu dari korban yang mengalami maupun pelaku
yang mengalami derita.
Hubungaan tidak baik antara manusia dengan Alam yang
mengakibatkan bencana,
kurangnya kesadaran manusia untuk merawat alam dan bahkan
manusia yang sengaja merusak alam dengan Ketamakan hanya karena masalah uang
sehingga terjadi berbagai becana seperti Longsor.
Penderitaan karena cobaan, disini kita dituntut akan
kesetiaan kita melalui suatu cobaan dan percayalah bahwa Tuhan tidak akan
meberikan suatu cobaan diluar kemampuan umat-Nya.
c. Pengaruh
penderitaan dalam kehidupan seseorang
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat sikap yang
bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, rasa ingin bunuh diri. Selanjutnya
efek dari sikap negatif ini akan menimbulkan rasa takut atasa pa yang telah
mereka derita.
Sikap positifnya yaitu sikap optimis dalam mengatasi
penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan hanya bagian kecil
dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah. Bahkan
mungkin timbul sikap keras atau sikap anti.
Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh
para seniman kepada yang melihat maka mereka akan menilai karya seni tersebut.
Penilaian itu berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan
dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tifak
sesuai digantukan dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang mneghambat
harus disingkirkan.
d. Contoh
penderitaan
- Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan
sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat
diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang
dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita
hanya bisa menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya.
Maka dari itu manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan
sebaik baiknya dengan cara yang baik pula.
- Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal inipun manusia
masih dapat berusaha yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat
berupa usaha manusia mengatasi penderitaan itu.
- Penderitaan
yang timbul karena orang lain
Penderitaan ini biasa nya dapat disebabkan oleh orang lain
yang ada di sekitar kita. Bisa juga teman, keluarga, tetangga, ataupun
orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Sebagai contoh penderitaan ini
adalah di mana seorang pembantu rumah tangga yang selalu disiksa oleh majikan
nya.
II. SIKSAAN
a. Pengertian Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani,
dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akiabt siksaan yang dialami
seseorang, timbullah penderitaan.
b. Menjelaskan tentang Phobia
merupakan penyakit psikis yang biasanya dialami oleh
seseorang yang punya trauma di masa lalu . Penyakit ini juga tak mengenal umur.
Secara definitif phobia adalah rasa ketakutan yang sangat kuat terhadap sesuatu
baik itu benda, situasi. Ketakutan tersebut berwujud dan terletak pada wilayah
ketidaksadaran .
Phobia merupakan suatu situasi dimana seseorang bertindak
irasional dan mempunyai ketakutan yang besar akan sesuatu. Biasanya seseorang
yang mempunyai phobia akan merasakan suatu ketakutan pada saat tertentu .
Phobia biasanya disebabkan oleh seseorang yang mengalami trauma masa lalu .
Rasa trauma tersebut membekas didalam kesadarannya . Karena katakutan yang
sangat, rasa truma ditekan samapai pada wilayah ketidaksadaran. Sampai dalam
tahan ini , phobia yang menentukan. Meski berada di wilayah ketidaksadaran ,
rasa trauma ini sangat dominan mempengaruhi perilaku dan berfikir . Karena
saking dominannya, kesadaran seseorang tak akan mampu untuk mengontrol trauma .
Jadilah, trauma tersebut menjadi phobia yang menjangkiti teridap seumur
hidunya.
c. Sebutkan siksaan yang bersifat Psikis
Tiga Siksaan Bersifat Psikis
Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk
menentukan pilihan yang mana akan meraka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi
ini sangat membuat psikis manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat
sangat sulit.
Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak
diinginkan oleh setiap manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang
bersosial ,hidup bersama dan tidak hidup seorang diri.Faktor ini dapat
mengakibatkan depresi kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam
yang menimpa rohani manusia
Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap
sesuatu yang ditakuti oleh manusia. Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatik
yang amat mendalam Dampaknya manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan
membuat manusia berkejatuhan mental.
d.
Penyebab seseorang merasa ketakutan
Banyak sebab yang menjadikan seseorang meras ketakutan,
antara lain :
-
Claustrophobia dan Agoraphobia
-
Claustrophobia adalah rasa takut terhada ruangan tertutup, sedangkan
Agoraphobi adalah rasa takut yang disebabka seseorang berada di tempat terbuka
- Gamang
merupakan ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal it disebabkan
karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang
harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir
III. KEKALUTAN MENTAL
a. Pengertian
Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai
kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan
kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus
diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
b. Gejala –
gejala Kekalutan Mental
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan
mental adalah :
1. Nampak pada
jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. Nampak pada
kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah
marah.
3. Tahapan
Gangguan Jiwa
c. Tahap-tahap
gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan
kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmana maupun
rokhani
2. Usaha
mempertahankan diri dengan cara negative
3. Kekalutan merupakan
titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
d. Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
2. Terjadinya
konflik sosial budaya
Label:
Tugas IBD#
Diposting oleh
Maya Indah
komentar (0)
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk ciptaan lainnya. Kenapa? Karena manusia diberikan
akal, budi dan pikiran untuk berpikir secara logis dan dinamis, dan bisa
membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan. Manusia pun bisa memilih
perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri.
Selain itu dapat diartikan manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk
pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia
perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial.
Ø
K E I N D A H A N
Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata
keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok,
molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik
dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun
kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya
tidak indah. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna,
dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai
nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya yang selalu bertambah.
Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera
perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Apakah keindahan itu?
Keindahan itu baru
jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan
kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu
bentuk. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar estetika”. Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris
keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”
dalam bahasa Perancis ”beau”, sedang Italia dan spanyol “belld” berasal dari kata latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai
bentuk pengecilan menjadi “bonellum”
dan terakhir diperpendek sehingga ditulis “bellum”.
Menurut cakupannya orang hams membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita
abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam
bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beauty
(keindahan) dan the beautiful (benda
atau hal yang indah). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu
kadang-kadang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan
menunit luasnya pengertian, yakni:
A) Keindahan dalam arti yang luas
B) Keindahan dalam arti estetis mumi
C) Keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan
Bangsa Yunani juga mengenal
pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symmetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya pada
karya pahat dan arsitektur). Dan hamlonia untuk keindahan berdasarkan
pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi:
A) Keindahan Seni
B) Keindahan Alam
C) Keindahan Moral
D) Keindahan Intelektual
Keindahan dalam arti estetis mumi
menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala
sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yakni
berupa keindahan dan bentuk dan warna. Keindahan pada dasamya adalah sejumlah
kwalita, pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita Yang paling sering disebut adalah
kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). Ada pula yang berpendapat,
bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam
suatu benda dan di antara benda itu dengan Si pengamat. Filsuf dewasa ini merumuskan
keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penyerapan-penyerapan
inderawi kits (beaty is unity of formal relations of our sense perceptions).
Sebagian filsuf lain menghubungan
pengertian keindahan dengan ide kesenangan (pleasure),
yang merupakan sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran.
Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan
adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Ø N I L A
I E S T E T I K
Dalam rangka teori umum
tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap
sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya nilai moral, nilai ekonomik,
nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu
yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Masalahnya sekarang ialah :
apakah nilai estetik itu.? dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali
dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti kebethargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Dalam dictionary of sociology
and related sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi
sebagai berikut :
“The believed capacity of any object to satisfy a human desire. The
quality of any abject which causes it to be on interest to an individual or a
group”. ( kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk me muaskan
suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan menarik
minat seseorang atau sesuatu golongan).
Nilai itu ada yang membedakan antara
nilai sub yektif dan obyektif, Tetapi penggolongan yang penting ialah:
- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat
atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (“instrumental
Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu
contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak,
irama, itu disebut nilai ekstrinsik
- Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan,
atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat
benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
Ø R E N U
N G A N
Renungan berasal dari kata
renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan
seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan, teori
metafisik dan teori psikologik.
(1). TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” (
seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama
bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu
karya seni.
Tokoh teori ekspresi yang paling
terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang
telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic
as Science of Expresion and General Linguistic”.
Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan
bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang
seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan
perantaraan pelbagai gerak, garis, wama, suara dan bentuk yang diungkapkan
dalam kata-kata mernindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami
perasaan yang sama.
(2). TEORI METAFISIK
Teori seni yang bercorak metafisik
merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi
keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori
peniruan (imitation theory).
(3). TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para
filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang
ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau
abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah
teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya
dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan
bawah sadar dari seseorang seniman.
Suatu teori lain tentang sumber seni
ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan
Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan
batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Sebuah
teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan
(signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari
perasaan manusia.
Ø K E S E
R A S I A N
Keserasian berasal dari kata
serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar.
Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,
ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian perpaduan
misalnya, orang berpakaian harus dipadukan wamanya bagian atas dengan bagian.
bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cara memadu itu kurang cocok,
maka akan merusak pemandangan. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli
pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualitas /
pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualitas yang paling sering
disebut adalah kesatuan (unity).
Filsuf Ingris
Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan
hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi
kita (beauti is unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat
lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan
yang menyenangkan.
Sumber:
http://oebudhi.blogspot.com/2012/04/manusia-dan-keindahan.html
Label:
Tugas IBD#